Saat banjir zaman Nabi Nuh, Ka’bah hancur lebur tak bersisa, kawasan itu seakan menjadi wilayah mati dan mematikan bagi siapa saja yang lewat, tidak ada air, tidak ada makhluk yang lewat ke daerah itu, sampai dinamakan Lembah Bakkah (menangis). Karena siapapun yang tersesat dan melewati wilayah itu, dipastikan akan menangis dan tak akan selamat.
Lalu Allah perintahkan Nabi Ibrahim Alaihissalam untuk menyimpan anaknya yang masih bayi merah, Ismail Alaihissalam bersama ibunya Hajar. Atas kuasa Allah, hentakan kaki bayi Ismail mengakhiri pencarian air oleh Hajar, muncullah mata air yang terus mengalir dan karena khawatir air itu melimpah tak terkumpul, Hajar berkata, “zam zam, zam zam…” yang bermakna, berkumpullah, berkumpullah. Sampai sekarang air zamzam tak melimpah tetapi berkumpul dia, dan saat diambil airnya, akan terisi lagi dan terus berkumpul, tidak habis, tidak pula melimpah kemana-mana.
Bayi dan ibunya ini hidup di lembah Bakkah, karena ada sumber air, burung dan hewan menghuni lembah ini, di saat yang sama ada sebuah suku Arab yang kotanya hancur oleh bencana alam, mereka ini ahli bercocok tanam, saat melewati Bakkah mereka heran ada kehidupan di sana, ternyata ada mata air, mereka izin tinggal di sana, dan mulailah sebuah masyarakat hidup di sana, itulah suku Jurhum yang kelak salah satu anak kepala sukunya dinikahi Ismail dan kelak terlahirlah bangsa Quraisy.
Nabi terakhir, manusia paling mulia, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam lahir dari suku ini, dia berdakwah tauhid (meng-Esa-kan Allah) lalu terusir dan Hijrah ke Yatsrib.
Kota Yatsrib kota yang unik, sisi utaranya berupa padang berbatu tajam yang tidak bisa dilewati manusia dan hewan, sisi selatannya merupakan kawasan perkebunan kurma yang seperti tak berujung. Wilayah berat, hampir tidak ada keistimewaan di sini, hanya saja kota ini disebut di kitab-kitab samawi Taurat dan Injil sebagai tempat hijrah nabi terakhir, makanya komunitas Yahudi hidup berabad-abad di kota ini.
Dinamakan Yatsrib yang salah satu maknanya kesalahan atau dosa, nama kota ini tidak disukai oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, sehingga dengan semangat perbaikan dan dicintai dan diberkahi Allah Subhaanahu Wata’ala, nama kota ini diubah oleh Nabi menjadi Madinah Al Munawwarah (Kota yang Bercahaya).
Itulah Haramain, dua kota suci yang dibanggakan umat islam, tanah yang diziarahi setiap tahun oleh jutaan umat Islam, tak terkecuali dua insan yang bersahabat dan punya cita-cita yang sama dalam mencintai kota kelahiran mereka, yaitu Arfi Rafnialdi dan Ridwan Kamil.
Dua insan yang bersama pergi ke Haramain untuk melaksanakan rangkain ibadah haji akbar tahun 2022 ini membawa asa besar untuk memajukan Kota Bandung dan Jawa Barat. Saat 2022, Kang Emil yang masih menjawab Gubernur dan Kang Arfi menjadi Ketua Tim Penasihat Gubernur pergi beribadah haji, dan menikmati ibadah sambil menikmati sejarah kenabian di tanah kelahiran Sang Nabi.