Namun di ranah publik terutama kepemiminan yang ditentukan kebijakan politik, penunjukan suksesor biasanya dilakukan cukup rumit dan dramatis, hal tersebut lumrah karena selain banyak kepentingan di politik, yang harus dijangkau juga adalah masyarakat sebagai penentu utama keberhasilan terpilihnya seorang pemimpin.
Selesainya kepemimpinan Walikota Ridwan Kamil di Bandung yang melanjutkan sebagai Gubernur Jawa Barat, pembangunan Kota Bandung sukses dilanjutkan Almarhum Mang Oded yang sebelumnya menjadi wakil Kang Emil.
Pilkada serentak 2024 ini bagi Kota Bandung merupakan ajang pembuktian parpol dan tokoh mana yang paling berpengaruh di Kota Bandung. Tentu nama Kang Emil dan Teh Atalia yang menjadi pusat perhatian di Bandung selama 10 tahun terakhir tidak bisa dianggap remeh. Sosok Si Cinta pun digadang-gadang menjadi calon kuat Walikota Bandung yang mendapat mandat Golkar.
Namun tanggal 23 April 2024 kemarin Atalia mengumumkan bahwa dirinya mundur sebagai kandidat calon walikota dari Golkar. Bersamaan pengumuman mundurnya Atalia, nama Arfi Rafnialdi muncul sebagai pengganti Atalia Praratya dan maju bersama Edwin Senjaya.
Saat dikonfirmasi, Arfi Rafnialdi masih belum menyangka dan menyebut Atalia Praratya masih tercantum dalam surat penugasan DPP Golkar.
“Setahu saya, surat penugasan dari DPP (Golkar) untuk pilwalkot Bandung masih mencantumkan ibu Atalia Praratya dan pak Edwin Senjaya,” ujarnya, Rabu (24/4/2024).
Namun tanggal 27 April 2024, Edwin Sanjaya menegaskan bahwa Arfi secara resmi ditunjuk Golkar sebagai calon walikota Bandung, pertemuan antara pengurus Golkar Kota Bandung dan Arfi dalam rangka konsolidasi dilakukan Sabtu malam lalu (27/4/2024).
“Jadi agar lebih dikenal oleh pengurus Golkar Kota Bandung. Beliau juga sudah jelas mendapatkan tugas untuk maju di pilwalkot ke depan, ini perlu kesolidan juga di internal Kota Bandung,” kata Ketua DPD Golkar Kota Bandung, Edwin Senjaya usai pertemuan.