Yahya Sinwar, salah satu tokoh terkemuka Hamas, diduga sebagai arsitek dari operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, yang kemudian menyulut perang di Gaza yang hingga kini masih berlangsung. Israel pun telah menegaskan Sinwar sebagai tokoh Hamas yang paling dicari untuk dibunuh lewat agresi di Gaza.
Media Barat kerap menjuluki Sinwar sebagai ‘mimpi buruk’ Israel. Sinwar dinilai sebagai tokoh di Hamas yang paling mengetahui pola pikir Zionis, dan kalangan Israel menuduh Sinwar memiliki kemampuan untuk memanipulasi mereka. Sinwar juga dijuluki ‘Sang Elang’ dalam gerakan militan Hamas, yang mampu mempengaruhi jalannya negosiasi terkait pertukaran sandera dengan Israel.
Sinwar lahir di kamp penumgungsi di selatan Khan Younis 61 tahun silam. Dia menjadi pemimpin Hamas di Jalur Gaza sejak 2017.
Sinwar menjadi salah satu pemimpin Hamas yang diperintahkan untuk ditangkap oleh Mahakamah Kriminal Internasional (IOC) atas peristiwa 7 Oktober. Surat perintah penangkapan juga diterbitkan IOC terhadap Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan prang di Gaza.
Meski Israel berjanji melenyapkan Hamas dan agresi mereka diantara yang paling menghancurkan dalam sejarah perang modern, Hamas hingga kini masih melaniutkan perlawanannya. Sinwar pun terus mampu menghindari upaya pembunuhan oleh militer Israel sejak 7 Oktober.