Selama berada di Afganistan, JK yang datang dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) berkesempatan bertemu dengan sembilan Menteri Kabinet Afganistan, antara lain Menteri Pertahanan Mullah Mohammad Yaqoob Mujahid yang tak lain adalah putra sulung pendiri dan pemimpin pertama Taliban, Mullah Omar.
Tak hanya dengan pejabat pemerintahan, JK juga sempat bertemu dengan Mohammad Younis Mohmand selaku Head of Afganistan Chamber of Commerce and Investment atau Ketua Kadin Afganistan. Bisa ditebak, pembicaraan lebih menitikberatkan peluang-peluang usaha yang bisa dimanfaatkan Indonesia-Afganistan.
Bagi JK, Afganistan punya nilai khusus dan para tokoh yang ditemui di Kota Kabul bukanlah wajah yang asing. Maklum, negeri yang hampir 50 tahun dilanda perang saudara pascapenguasaan Inggris, Rusia, dan Amerika Serikat beserta Sekutu, pernah dijajaki proses perdamaiannya oleh JK bersama Presiden Joko Widodo pada 2018-2019.
Saat itu, Indonesia pernah merintis perdamaian dan mencoba membuka dialog antara kelompok Taliban yang berada di luar pemerintahan resmi dan Pemerintah Afganistan. Saat itu pemerintah di Afganistan dipimpin oleh Presiden Ashraf Ghani.
Kelompok oposisi kemudian mengambil alih pemerintahan pada Agustus 2021 dan menyebut negara itu sebagai Republik Islam Afganistan. Banyak isu-isu yang menyeruak di dunia Internasional mengenai pemerintahan oposisi ini, terkait dengan kesehatan, keamanan dalam negeri, kelaparan, penyediaan air bersih, dan pendidikan bagi kaum perempuan.